Selasa, 02 April 2013

KESENJANGAN DAN PERUBAHAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI


Perubahan kehidupan manusia yang disebabkan oleh penerapan ilmu pengetahuan tidak berawal disetiap tempat pada waktu yang sama , ketika ini terjadi ada yang tersebut sebagai “ dunia yang terbelah “ dan “ jurang yang semakin meluas “ terkait apa yang dikatakan perbedaan kelas dan kesenjangan , orang miskin dan orang kaya atau bahkan negara-negara miskin dan kaya. Dimana ketika kita berbicara secara langsung , ini dapat dikatakan bahwa sekelompok masyrakat yang hidup dalam suatu negara berusaha keluar dari garis batas kehidupan minimal.


Mengapa negara dikatakan sebagai unit analisis dalam permasalahan tersebut?
Negara , yaitu suatu daerah geografis tertentu dengan populasi manusia , dan dengan suatu pemerintahan. Memang , dalam hal ini negara yang berkekuasaan lah untuk dapati hal tersebut, karena pemerintahan negara lah yang mengumpulkan dan menerbitkan statistik. Mulai dari perbandingan tingkat kelahiran dan kematian , PNB , untuk mengetahui satu alasan pertumbuhan ekonomi dan lain sebagainya.

INDUSTRIALISASI DAN PEMBAGUNAN

Negara-negara industri menggunakan energi secara boros , sejak ditemukannya mesin uap, mesin pemanas dengan bahan bakar fosil, menambah tenaga yang tersedia bagi negara kaya. Karena dewasa ini, perbedaan dari segi fisika yang fundamental mencolok antara negara kaya dan negara miskin adalah pada sumber energi yang jauh lebih besar , yang dapat dikerahkan oleh negara kaya . kemudian dari segi ekonomi , perbedaan yang sepadan adalah modal. Mesin yang menggunakan panas adalah investasi modal yang lebih besar ketimbang alat-alat sederhana dalam ekonomi non-industri. Ini investasi modal yang amat menjanjikan, menaikan produktivitas tenaga kerja.


Dengan demikian , industrialisasi terlibat dalam perubahan metode dari padat karya menjadi padat modal. Metode pembentukan padat modal, mula-mula melalui simpan paksa dengan cara serba darurat dari tingkat pendapatan yang rendah, kemudian baru lewat simpanan dan investasi dari tingkat pendapatan yang tinggi untuk menggunakan mesin yang menaikan produktifitas. Setelah didapatkan suatu proses untuk mendapatkan mesin-mesin yang menaikan produktifitas, ada sebuah pergeseran nilai tenaga kerja dari produksi primer –proses mengolah barang dengan otot manusia itu sendiri- ke produksi sekunder atau industri yang menggunakan mesin. Apabila proses produksi menjadi semakin sarat modal, pasti disusul oleh pergeseran kembali ke arah pelayanan yang sarat tenaga , ke arah pelayanan “tersier” –seperti perdagangan eceran, pendidikan, pelayanan kesejahteraan dan hiburan- . Setelah proses ini taraf kehidupan material seperti yang nampak pada pendapatan real –tanpa melihat perubahan nilai mata uang- naik kira-kira sebanding dengan energi yang digunakan, dan ini dapat dikatakan dramatis. Kemudian dikenal sebagai negara perkembangan industri, industrialisasi atau revolusi industri.


Bagaimana nasib negara-negara yang masih berkutak dalam tahap setengah industri ?


Lableling , dengan kata terbelakang “under developed” . menurut laporan tersebut, sinonim yang memadai adalah “negara-negara miskin” . Kemudian dua kata, baik sinonim atau kata asli ini dianggap menandung penghinaan , negara-negara itu disebut “negara berkembang” dan ini yang disebut Myrdal sebagai diplomasi terminologi, sebab jelas tidak semua yang di label sebagai negara berkembang ini sedang melakukan perkembangan. Dan Gellner mengatakan bahwa bahasa ini “perkembangan ekonomi” adalah sesat sejauh menimbulkan gambaran bahwa soal kuantitatif. Akhirnya , yang menjadi persoalan adalah sesuatu yang bersifat kualitatif –suatu perubahan antara dua bentuk kehidupan yang berbeda secara fundamental- dan disebutkan bahwa perkembangan itu didalam pikiran , yaitu meliputi gerakan ke atas seluruh sistem sosial, secara spesifik berupa “perubahan masyarakat yang terikat oleh tradisi dan kekuasaan ke masyarakat modern, yang inovatif dan selalu mengadakan eksperimen serta bergerak maju”. Proses Labeling ini, yang saya anggap tidak perlu dan di kemudian hari akan menimbulkan perdebatan diantara kalangan intelektual lain, dan kita didalamnya yang masih menerima apa yang sebenarnya sungguh problematis karena sebuah ketidaktepatan konsep. Dan pertanyaan besar saya adalah : Apakah Indonesia masih perlu embel nama “negara berkembang” ?


Perubahan konsep sosiologi adalah perubahan yang mengatas namakan gerakan maju masyarakat yang progres dalam seluruh tatanan sistem sosial , dan menjujung tinggi suatu nilai solidaritas. Mengapa solidaritas? Karena menurut Durkheim bahwa,kepentingan pribadi yang dicapai melalui kontrak bebas itu tidak menjamin solidaritas. Kepentingan itu membuat saya hari ini menjadi kawan, dan besok menjadi lawan. Dan ini landasan masyarakat berbau individualisme, tanpa nilai solidaritas sosial.


Kemudian, dalam setiap teori stratifikasi sosial ada perbedaan parameter yang digunakan untuk mengukur stratifikasi sosial. Namun secara umum dikenal ada tiga parameter yang digunakan untuk mengukur stratifikasi sosial, yaitu:


1. pertama, dengan meng -gunakan parameter distributif. Artinya,
deskripsi stratifikasi sosial pada suatu kelompok sosial (komunitas) dilakukan dengan cara
mengukur distribusi barang dan/atau jasa. Misalnya: adanya stratifikasi sosial dalam sistem
penggajian karyawan, merupakan bukti adanya ketidakmerataan disribusi barang dan/atau jasa
dalam kelompok sosial (komunitas) ini.

2. Kedua, dengan menggunakan parameter kor elatif.
Artinya, deskripsi stratifikasi sosial pada suatu kelompok sosial (komunitas) dilakukan dengan
cara mengkorelasikan berbagai faktor yang menjadi dasar terbentuknya stratifikasi sosial.
Misalnya: adanya stratifikasi sosial karena adanya hubungan yan g korelasional antar-faktorfaktor
yang membentuk stratifikasi sosial.
Dalam realitanya, mereka yang menduduki strata sosial atas adalah mereka yang memiliki
kekuasaan, memiliki pendidikan tinggi dan memiliki jabatan.
3. Dan ketiga, dengan menggunakan
parameter tingkat perubahan. Artinya, deskripsi stratifikasi sosial pada suatu kelompok sosial
(komunitas) dilakukan dengan cara mengukur kecepatan perubahan dan implikasi sosialnya.

Sebuah sistem stratifikasi sosial ini adalah sebuah awal dari apa yang dikatakan sebagai “ dunia yang terbelah “ dan “ jurang yang semakin meluas “ dan sangat disayangkan bahwa ini dapat berdampak negatif hingga disintegrasi sosial .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar