Kalimat yang tidak asing lagi bukan, bahwa tamu adalah raja? Raja yang berhak menikmati segala sajian
yang disediakan diatas mejanya dengan segala kenikmatan tak terbendung, tanpa
harus bersusah payah untuk bekerja atau lebih mudahnya lagi Cuma dengan
memanggil pelayan –budak kata kasarnya—minta disediakan segalanya yang menjadi
kebutuhan dan keinginannya diatas meja mewahnya, datanglah ia dan berbunyi “
ini tuan semuanya”. “ya , terimakasih, kemudian pergilah!” dengan nada angkuh,
hanya menunjukkan tangannya tanpa menolehkan muka tampannya. Ini hanya analogi
singkat untuk menjelaskan seperti apa tamu yang mengakatan bahwa ia adalah
raja—raja tak tahu diri pastinya— . Tapi
jangan lupakan si tuan rumah bung
, siapa yang menyediakan tempat kalau bukan mereka? Siapa yang punya daerah ? Hak kami adalah menerima segala macam
yang engkau nikmati dalam bentuk lebih, dan kewajiban kalian adalah menghormati
kami sebagai tuan rumah karena tuan
rumah adalah penguasa.
Masalahnya , siapa tamu? Siapa tuan rumah?
Kalian tau apa itu imperealisme?
Penjajahan dalam bentuk berbeda, penjajahan halus dan bersistem, memecah
kebudayaan kemudian masuk perlahan dalam kata ‘globalisasi’. Kemudian apa yang
sedang terjadi jaman- jaman ini –masa
sekarang?—kami yang tertindas, kami yang susah kan?, dan kalian yang keruk
semua kekayaan kami, kami yang menderita!! Kalian tertawa , berbahak, rebut
harkat martabat kenegaraan kemudian harga diri kami secara kelompok, lebih jauh
sampai kemaluan kami perorangan!! Sudah terjawab siapa tamu—raja tak tahu
diri—? Lebih pasti dikatakan bahwa tamu adalah bernegara lain –warga negara selain warga negara asli
indonesia yang berusaha menindas kami dalam bentuk apapun-- yang masuk,
kemudian menjajah kami para pribumi
asli , menekan hak kami sebagai penguasa
karena kami adalah tuan rumah. menjeritlah kalian yang tertindas! Katakan
kalau kalian memang sebagai penguasa!!
Pertanyaan berlanjut pada siapa yang
salah ? Siapa hayoo? Dia memang,
mereka iya, kalian benar, saya juga termasuk, yang pasti kita semua yang merasa
orang asli indonesia!(HAHAHA!!!) Lucukan? Iya kita yang penguasa tapi kita yang
berbuat kesalahan fatal. Bodoh? Memang , tapi kita masih proses bukan tidak
mungkin kita yang pada akhirnya menginjak-injak mereka , menelanjangi mereka
karena itu balasan yang pantas!
Mau bukti? Ada disini, coba lihat
disini, mungkin kalian sudah merasakan sendiri. Contoh kecil dimulai dari
perbedaan posisi orang asing—orang luar yang datang ke indonesia kemudian
menetap— dengan orang kita pribumi—asli wong indonesia—yang datang kenegaranya
disana, jadi apa mereka keduanya apa posisinya? Mulai dari orang asing, mereka menetap
kemudian hidup mapan di Indonesia dengan berbagai posisinya, mulai artis,
pemain sepak bola, para boss besar perusahaan, sampai menjadi jutawan lain.
Berbanding terbalik—bahkan jomplang bukan hanya terbalik—dengan orang kita yang
ada diluar sana, memanng tak semua tetapi sebagian besar. Jadi apa mereka?
Budak ! sampai bahan siksaan ! malu kah anda jadi orang Indonesia? Katakan!!
Sebabnya? Karena orang asli
Indonesia mudah dibodohi !! Keluar lah kalian, batasi semua , dengan filter
yang kita punya yaitu –pancasila—dasar negara kita jangan jadikan dasar negara
ini hanya teori yang di hafal!
- Ketuhanan yang maha esa – Tuhan maha esa ,
dengan berkeyakinan didasarkan agama penganut, dengan keyakinan
masing-masing , bertoleran dengan mereka yang berbeda agama. Jangan
jadikan perbedaan adalah sebuah masalah, jadikan itu pengisi, bukan selang
diantara kalian.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab, Manusia
yang adil kemudian beradab dan beretika. Kita manusia yang bisa membedakan
hal-ikhwal yang benar dan salah seketikannya, adil berbuat bijak
menentukan , tidak berat sebelah tidak mengenal sebuah perbedaan –pokoknya
adil seadil-adilnya—karena adil adalah sifat yang relatif. Beradab, etika,
norma adalah aturan kita untuk hidup sewajarnya.
- Persatuan Indonesia, Indonesia yang bersatu,
sama-sama memikul beban yang sama untuk satu tujuan Indonesia jaya! Tidak
gontok-gontokan antar kepentingan, atau dulu-duluan untuk menang, tapi
coba pikirkan semua, Kesatuan Republik Indonesia – bukan kepentingan
golongan—
- Kerakyatan Yang Dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Karena kami sudi dipimpin
oleh mereka yang berbudi baik, bukan animal symbol – manusia yang tidak
menggunakan akal pikirannya— Sudahi semua , karena kalian adalah
perwakilan kami, karena kami yang memegang kekuasaan tertinggi.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, kata adil kembali terulang karena beliau—orang-orang berjasa
membangun indonesia—benar menginginkan ini terjadi di indonesia. Tidak ada
pengkotonomian dalam bermasyarakat, mempunyai hak dan tanggung jawab yang
sama.
INI LAH JAWABAN UNTUK KITA HIDUP BERNEGARA KARENA INI
ADALAH DASAR NEGARA KITA, INGAT DAN REALISASIKAN PANCASILA!! PANCASILA BUKAN
PANCAGILA!—lima dasar kegilaan-
Buktikan pada mereka kalau kitabukan
sedang tertidur, buktikan bahwa kita sedang menyiapkan amunisi dan susun
strategi! Bungkam mulut mereka, dan jangan pernah kibarkan bendera putih untuk
mereka sang tamu—yang menganggap mereka raja— mereka salah besar kalau
melupakan bahwa kita adalah—tuan rumah sekalian penguasa--. Kami tidak
menginginkan peperangan , tapi kami tidak ingin di remehkan! Kemudian dengan
ini Kami rakyat indonesia menyatakan, tidak ada tamu yang mengaku bahwa dirinya
adalah raja , Bahwasanya kami sesungguhnya raja di negeri kami sendiri sekalian
kami juga yang menjadi penguasa!!! (BACA DAN KATAKAN SEKUAT SUARA, SELANTANG YANG
KALIAN BISA!!!!!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar