Selasa, 13 November 2012

TAMU BUKAN RAJA , KARENA TUAN RUMAH ADALAH PENGUASA



            Kalimat yang  tidak asing lagi bukan, bahwa tamu adalah raja? Raja yang berhak menikmati segala sajian yang disediakan diatas mejanya dengan segala kenikmatan tak terbendung, tanpa harus bersusah payah untuk bekerja atau lebih mudahnya lagi Cuma dengan memanggil pelayan –budak kata kasarnya—minta disediakan segalanya yang menjadi kebutuhan dan keinginannya diatas meja mewahnya, datanglah ia dan berbunyi “ ini tuan semuanya”. “ya , terimakasih, kemudian pergilah!” dengan nada angkuh, hanya menunjukkan tangannya tanpa menolehkan muka tampannya. Ini hanya analogi singkat untuk menjelaskan seperti apa tamu yang mengakatan bahwa ia adalah raja—raja tak tahu diri pastinya— . Tapi  jangan lupakan si tuan rumah bung , siapa yang menyediakan tempat kalau bukan mereka? Siapa yang punya daerah ? Hak kami adalah menerima segala macam yang engkau nikmati dalam bentuk lebih, dan kewajiban kalian adalah menghormati kami sebagai tuan rumah karena tuan rumah adalah penguasa.
            Masalahnya , siapa tamu? Siapa tuan rumah?
            Kalian tau apa itu imperealisme? Penjajahan dalam bentuk berbeda, penjajahan halus dan bersistem, memecah kebudayaan kemudian masuk perlahan dalam kata ‘globalisasi’. Kemudian apa yang sedang terjadi jaman- jaman ini –masa sekarang?—kami yang tertindas, kami yang susah kan?, dan kalian yang keruk semua kekayaan kami, kami yang menderita!! Kalian tertawa , berbahak, rebut harkat martabat kenegaraan kemudian harga diri kami secara kelompok, lebih jauh sampai kemaluan kami perorangan!! Sudah terjawab siapa tamu—raja tak tahu diri—? Lebih pasti dikatakan bahwa tamu adalah bernegara lain –warga negara selain warga negara asli indonesia yang berusaha menindas kami dalam bentuk apapun-- yang masuk, kemudian menjajah kami para pribumi asli , menekan hak kami sebagai penguasa karena kami adalah tuan rumah. menjeritlah kalian yang tertindas! Katakan kalau kalian memang sebagai penguasa!!
            Pertanyaan berlanjut pada siapa yang salah ? Siapa hayoo? Dia memang, mereka iya, kalian benar, saya juga termasuk, yang pasti kita semua yang merasa orang asli indonesia!(HAHAHA!!!) Lucukan? Iya kita yang penguasa tapi kita yang berbuat kesalahan fatal. Bodoh? Memang , tapi kita masih proses bukan tidak mungkin kita yang pada akhirnya menginjak-injak mereka , menelanjangi mereka karena itu balasan yang pantas!
            Mau bukti? Ada disini, coba lihat disini, mungkin kalian sudah merasakan sendiri. Contoh kecil dimulai dari perbedaan posisi orang asing—orang luar yang datang ke indonesia kemudian menetap— dengan orang kita pribumi—asli wong indonesia—yang datang kenegaranya disana, jadi apa mereka keduanya apa posisinya?  Mulai dari orang asing, mereka menetap kemudian hidup mapan di Indonesia dengan berbagai posisinya, mulai artis, pemain sepak bola, para boss besar perusahaan, sampai menjadi jutawan lain. Berbanding terbalik—bahkan jomplang bukan hanya terbalik—dengan orang kita yang ada diluar sana, memanng tak semua tetapi sebagian besar. Jadi apa mereka? Budak ! sampai bahan siksaan ! malu kah anda jadi orang Indonesia? Katakan!!
            Sebabnya? Karena orang asli Indonesia mudah dibodohi !! Keluar lah kalian, batasi semua , dengan filter yang kita punya yaitu –pancasila—dasar negara kita jangan jadikan dasar negara ini hanya teori yang di hafal!


  1. Ketuhanan yang maha esa – Tuhan maha esa , dengan berkeyakinan didasarkan agama penganut, dengan keyakinan masing-masing , bertoleran dengan mereka yang berbeda agama. Jangan jadikan perbedaan adalah sebuah masalah, jadikan itu pengisi, bukan selang diantara kalian.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, Manusia yang adil kemudian beradab dan beretika. Kita manusia yang bisa membedakan hal-ikhwal yang benar dan salah seketikannya, adil berbuat bijak menentukan , tidak berat sebelah tidak mengenal sebuah perbedaan –pokoknya adil seadil-adilnya—karena adil adalah sifat yang relatif. Beradab, etika, norma adalah aturan kita untuk hidup sewajarnya.
  3. Persatuan Indonesia, Indonesia yang bersatu, sama-sama memikul beban yang sama untuk satu tujuan Indonesia jaya! Tidak gontok-gontokan antar kepentingan, atau dulu-duluan untuk menang, tapi coba pikirkan semua, Kesatuan Republik Indonesia – bukan kepentingan golongan—
  4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Karena kami sudi dipimpin oleh mereka yang berbudi baik, bukan animal symbol – manusia yang tidak menggunakan akal pikirannya— Sudahi semua , karena kalian adalah perwakilan kami, karena kami yang memegang kekuasaan tertinggi.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kata adil kembali terulang karena beliau—orang-orang berjasa membangun indonesia—benar menginginkan ini terjadi di indonesia. Tidak ada pengkotonomian dalam bermasyarakat, mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama.
INI LAH JAWABAN UNTUK KITA HIDUP BERNEGARA KARENA INI ADALAH DASAR NEGARA KITA, INGAT DAN REALISASIKAN PANCASILA!! PANCASILA BUKAN PANCAGILA!—lima dasar kegilaan-

Buktikan pada mereka kalau kitabukan sedang tertidur, buktikan bahwa kita sedang menyiapkan amunisi dan susun strategi! Bungkam mulut mereka, dan jangan pernah kibarkan bendera putih untuk mereka sang tamu—yang menganggap mereka raja— mereka salah besar kalau melupakan bahwa kita adalah—tuan rumah sekalian penguasa--. Kami tidak menginginkan peperangan , tapi kami tidak ingin di remehkan! Kemudian dengan ini Kami rakyat indonesia menyatakan, tidak ada tamu yang mengaku bahwa dirinya adalah raja , Bahwasanya kami sesungguhnya raja di negeri kami sendiri sekalian kami juga yang menjadi penguasa!!! (BACA DAN KATAKAN SEKUAT SUARA, SELANTANG YANG KALIAN BISA!!!!!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar