non_sisca Sun, 06 May 2007
Umat manusia yang kurang men-syukuri.
Apalah artinya kejujuran ?
Itu hanya suatu perbedaan persepsi ; suatu beda pendapat.
Seseorang tidak akan malu mencuri. Dia tidak malu berbohong.
Yang penting bagi mereka adalah dari siapa mereka mencuri atau pada
siapa mereka berbohong.
Itulah beda sudut pandang-nya.
Hal itu dapat menunjukkan kelebihan yang ini dari yang itu.
Kalau saja makhluk2 malang ini mendapatkan pendidikan ....
Ehm, ... ketahuilah.
Pendidikan itu terkadang mengajarkan pada orang, banyak hal tak
berguna.
Maksud saya, tak ada yang bisa mengubah dasar kita.
Maksud anda ?
Yah, maksud saya, umpama nya, bila seseorang adalah pencuri, dia
tetap saja pencuri.
(diam)
Ng...sepertinya saya salah omong, ya ?
Yah, saya sependapat dengan itu ---dari segi yang berlawanan.
Seseorang itu pada dasarnya jujur atau tidak jujur.
Itu tak bisa disangkal.
Jadi, anda tidak sependapat bahwa suatu godaan, umpama nya, bisa
mengubah orang yang jujur menjadi penjahat ?
Tak mungkin.
Hm.
Saya rasa tak bisa dikatakan tak mungkin. Soalnya banyak sekali
faktor yang harus dipertimbangkan.
Ada pula apa yang dinamakan titik perubahan, umpamanya.
Apa yang anda nama kan titik perubahan itu ?
Otak kita dibiasakan menanggung sejumlah beban.
Hal yang mempercepat krisis itu -- yaitu yang mengubah seorang yang
jujur menjadi tidak jujur -- mungkin kecil sekali.
Kebanyakan kelihatannya tak masuk akal.
Ehm, anda sudah bicara psikologi.
Sekira nya seseorang menguasai psikologi, dia pasti hebat.
Bayangkan kalau dari sepuluh orang yang kita jumpai, setidaknya
sembilan orang di antaranya bisa dipengaruhi untuk berbuat seperti
yang kita kehendaki, dengan cara menggunakan perangsang yang tepat.
Misalnya,...
ada orang yang mudah digertak. Berteriaklah cukup keras pada nya,
maka dia akan mematuhi kita.
Ada orang yang pelawan. Gertak dia untuk melakukan yang sebaliknya
dari apa yang kita inginkan.
Lalu ada pula orang yang mudah dipengaruhi ; Ini tipe yang paling
biasa.
Mereka yakin sudah melihat motor, karena mereka telah mendengar
klaksonnya ; mereka yakin melihat pengantar surat karena telah
mendengar kotak surat berbunyi ; mereka melihat pisau karena kata
orang ada orang yang ditikam ; atau yang mengatakan mendengar suara
pistol bila dikatakan pada nya bahwa ada orang yang ditembak.
Atau dengan kata lain, pikiran yang sudah ditanamkan bisa menipu
alat2 indera.
Seperti kata Shakespeare, rasanya seolah2 sedang mencoba meyakinkan
diri sendiri.
Semangat Kejujuran !!!
Jangan salah menilai diri sendiri, otak cemerlang....dan lebih2
lagi......punya hati.
Seperti Plotinus menyebutkan,
segala sesuatu menyimpan sepercik misteri Ilahi. Kita melihatnya
berkilau dalam sekuntum bunga matahari ataupun bunga melati. Kita
semakin merasakan misteri yang tak terselami ini pada seekor kupu2
yang terbang dari satu dahan ke dahan lain -- atau pada seekor ikan
mas yang berenang dalam sebuah mangkuk.
Tapi kita paling dekat dengan Tuhan dalam jiwa kita. Hanya di sana
kita dapat menjadi satu dengan misteri terbesar kehidupan.
Sesungguhnya, jarang sekali kita dapat merasakan bahwa kita
sendirilah misteri itu.
Jadi, kita ini orang2 miskin semua ?
Tepat.
Perasaan senasib yang membuat kita jadi berbaik hati.
******************************************************
Milis Filsafat
Posting : filsafat@yahoogroups.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar