Selasa, 13 November 2012

PAGI PUN BERSAMBUT



                Persis seperti indahnya pagi dengan angin yang meniup dahan rapuh dilengkapi dengan hangat baru matahari pagi , lebih dari indah hiasan mewah punya sang penguasa biasa. Karena ini milik penguasa dari yang paling berkuasa, jangan hiraukan burung yang berkicau memanggil kawannya untuk bernyanyi, jangan hiraukan bebunyian di pagi hari selain bunyi dari dalam bagian tubuh mu yang bisa bedakan mana yang benar dan yang salah. Resapi kemudian nikmati dengan mata terpejam, apa bunyinya?  Perumpamaan singkat untuk gambarkan sesuatu pemberian penguasa absolute yang kenikmatannya tak terbendung. Maka bersyukurlah!
                Sebenarnya ini cerita untuk seseorang yang tidak begitu special rupanya dibanding aktris Hollywood yang bergairah bangkitkan sesuatu yang tertidur awalnya. Sesosok makhluk yang tercipta dari kenikmatan penguasa absolute, gadis manis nan menggoda dari gang depan rumah. Siapa dia? Dia gadis yang menyambut pagiku. Datang lengkapi kehausan ku dari perjalanan menelusuri gurun gersang tanpa keindahan. Haha cerita ngasal tak berarti sebenarnya, tapi coba ditengok secomot dari bagian dalam tubuh ini. Dia berbangga rupanya karena dapat kenal kemudian jatuh di dalam bagian yang juga ada didalam tubuh gadis molek itu. Super sekali !! – sedikit kata dari bapak pemberi motivasi , Mario teguh—
                Datang tak diduga ini kisahlama yang terlulang kembali, dari sebuah kisah rumit , dari lara yang tegores dibagian ini.Seorang gadis yang memang salah ku pilih, dia seorang pendusta di sebuah kisahnya , permainkan kami dua orang kawan yang sering bercanda berbarengan dengan jerit yang berbunyi seperti layaknya dua burung yang berkicau sekalian menari sambut indahnya pagi. Kemunafikannya menutupi semua kenikmatan yang telah ia beri. Siapa yang salah dan menyalahi? Jelas ini orang bodoh yang punya kesalahan, orang bodoh yang salah menentukan.
                Resah menemani, sampai akhirnya diputuskan untuk sudahi segala perih yang tersisa dijiwa tanpa kehormatan awalnya, cemoohan datang tak kenal ujung dari mana, tak menentu memang karena mereka adalah kritikus handal dengan berbagai metodenya. Pergi , sendiri untuk mengasingkan diri, layaknya seperti pahlawan yang tegas membela Negara yang ia cintai, tapi beliau menyalahi tata permainannya. Kamar pengap di sebuah desa yang temani harinya dalam satu minggu, guling rada basah dan bantal yang hampir mirip keadaannya. Tak layak memang seorang lelaki yang dulu sering mempermainkan semua gadis yang ia temui, kini murung dan coba tepiskan keluh dunia yang membuat ia terpinggirkan. Sedikit canda, bisa kurangi rasa yang sakit, seperti obat merah yang ditaruh ke luka yang baru jadi. Lagu galau mellow sedikit agak berisik , yang dia nyalakan selalu didingin malam sepi sekalian luka yang tak kunjung hilang. Begitu selalu keadaanya mengenaskan! Tapi coba dilihat akhirnya lebih seperti ftv siang di stasiun tv yang selalu dengan happy endingnya.—pasti bahagia tuh si pemeran utama, bosen litanya begitu mulu--
               
Ini memang pelajaran buat mereka yang sering menyakiti perasaan wanita dengan segala hiruk-pikuknya,jangan sakiti mereka , karena itu yang terpenting bagi masa depannya! Sayangi mereka layak seperti binatang peliharaan yang selalu kau tengok didalam kadangnya sedang apa dia disana? – sedih amat si ini cerita—
                Wajah agak mengerut, dengan pelipis agak meruncing melihat pesan singkat yang dia kirim, bertuliskan “ a, gk dibales ya :/ padahal niatnya gue pengen nanya sesuatu + ngasih tau sesuatu yg penting. Eh tapi gatau jg deh penting apa engga. Ya gitulah pokoknya. Lo lg gk ada pulsa ya A?”—tulisan asli tanpa rekayasa dari pesan singkat yang gadis molek itu kirim—  . perihal penting apa yang hendak dikasih? Pantas kalau dahi agak mengkerut di wajah.
                Setelah susah payah karena kurang faslitas dari sinyal, sms tidak terkirim. Tapi Karena memang ini seperti sudah skenarionya , akhirnya kami bisa mengobrol dan bercengkrama yang memang kami berdua adalah seorang teman dari balita sampai beranjak dewasa ini mengikuti siklus tumbuh kembang manusia. Lanjut ke obrolan, saya hanya berpaling dari pernyataan awal gadis itu, apa ini? Saya tak mengerti bagai orang tersesat di tengah hutan belantara. Dia punya misi terselubung di pesan singkat ini bak agen rahasia?  atau ini hanya  sebuah lelucon tak berbobot dari mereka?  Wajar seorang yang sedang sakit , menerima ini . wajar seorang yang terluka bertanya , dan berpikiran negatif tentang ini.
                Bak diplomat ulung saya mencoba membelok , tapi akhirnya dia berkata “ Masa? Ntar ada yg marah loh. Haha . kasian :/ naik apa? Eh iya soal yang gue bilang penting itu gk ditanyain nih :P” dia tau kalau saya sedang mengalihkan pembicaraan.  Ternyata dia memang berstrategi tinggi –seperti sir alex fergusson—manajer the red devil.
                Akhirnya manis sekali, memang benar pepatah: pucuk di cita, ulam pun tiba. Memang ftv siang suka ada yang nyata ceritanya, apresiasi besar buat yang empunya cerita.
                “Yaudah bener ya jujur? Sekarang gue tanya deh a, to the point nih ya haha, perasaan aa skrg ke gue sama kaya beberapa taun yg lalu apa engga? Gue serius nih ya :P” ini asli pertanyaan kan? Apa dia mimpi? Atau khilaf mengatakannya? Atau dia memang besungguh menanyakannya? Belum terjawab . Siapa yang tidak suka akan keindahan gadis molek, berkerundung sederhana nan menggoda? Seperti kucing di tawari ikan? Atau ikan ditawari kucing? Hahaha membuat saya terpingkal membuatnya. 
                Tak ambil pusing, atau sepelekan semua yang akan terjadi . Menjawab dengan pernyataan tegas!
                Dan hari ini rasanya seperti dibawa terbang keliling angkasa , atau mengitari indahnya bukit di surga? Entah apa itu , yang penting selalu ada rasa untuk hari mu! Hahahaha
                Dan pagi pun bersambut, mengusir kelam malam seram menghantui. Teteskan sebiji buah semangka di lahan yang telah lama tandus. Apa ini? Bukan mimpi atau karangan! Ini nyata dan hanya bermaksud berbagi cerita!
Dan yang empunya tulisan sedang nikmati kebersamaan ini dengan segala inovasinya bukan involusi yang terpedaya atas kebijakan penguasa absolute yang memberi indahnya pagi.
Dan akhirnya pagi pun bersambut!!        
Memang hanya dua lembar tapi, coba dilhat bentuk nya, kemudian bangga ia dapat hadiah idul fitri dari sang penguasa absolute. Absolute memang tak di pungkiri memang engkau yang maha –ter—paling dari semua yang diciptakan . maka bersyukurlah!!

BULAN DITEPI JALAN


Lihatlah, bulan dari sudut pandangmu..

Dia cukup terangi malam, dengan sinar yang berkibar di sekelilingnya

Nampak seperti pijaran lampu yang menembak keatas langit hitam

Kelam berganti, mulai berias, mengganti dengan bercik indah sang bulan atas karunia penciptanya

Bicara sang pencipta

Ia mencipta atas adilnya

Coba kau lihat !!

Percikan lampu abadi sang pencipta yang dituangkan dalam keindahan bulan

Coba dilihat!!

Dari arah, sisi, dan latar belakang yang berbeda

Apakah mereka bisa nikmati?

Ataukah album kelam dengan sejuta kepedihannya yang terungkap

Lalu siapa mereka?

Mereka adalah saudara mu!!!

Kejianya kalian yang sukar berbagi keindahan atas adilnya Tuhan yang menciptakan!

Tak perduli pedih dan suara hati yang kalian rasakan atau itu lebih berat dari tangis dan jerit mereka?
Penulis : Aji Susanto. App,Financial 1B . 2012.4.20382

CERITA APA INI?


PENULIS: AJI SUSANTO. FINANCIAL 1B 2012.4.20382
REKAN KERJA: NOOR FADLILAH. PRODUCTION 1A 2012.2.20159
 AKADEMI PIMPINAN PERUSAHAAN

TERINSPIRASI DARI IBU SETENGAH BAYA PENDIRI LSM EDUKASI DASAR—IBU TIN— DAN DIDASARKAN KARENA KEBODOHAN JUGA  DITAMBAH KESOKTAHUAN SAYA  YANG TAK BERUJUNG.
PENGALAMAN DAN CERITA DARI BELIAU NYATA ADANYA !

CERITA APA INI?

            “Bu, kita hanya bisa kasih ini untuk ibu” dengan kata manja khas anak sekitar umur 5-13 tahun. Lihat ibu dengan wajah semangat, tapi tengok hati ibu berambut ikal mempesona dia terenyuh, dingin tak bergairah diberi anggrek  berwarna sekalian filosofinya yang keunguan. Indahnya anggrek unggu hanyutkan pikiran ibu ikal itu. Setelah iya terbangun dari sakitnya , yang sedikit membuat semangat hidupnya agak berkurang. Anda bisa bayangkan suasana disana? Kagum sekalian hanyut dalam keperdulian sosial dari ibu dan anak didiknya.
            Mendengar narasi mudah,cepat tapi terasa masuk dalam suasana. Narasi ini terucap dari ibu hebat berambut ikal mempesona tersebut, yang biasa dipanggil ibu Tin . Ibu setengah baya, berdeterminasi tinggi bersumber dari anak didik nakal yang selalu menemani dan merangkai hidupnya. Anak nakal bukan main, bergerak sesuka hati, bercanda ria, sulit diatur layak seperti anak seusianya, ya tidak dipungkiri oleh ibu itu bahwa mereka lah yang selalu masuk dalam pikirannya tanpa menyampingkan urusan anak kandung aslinya. Putra-putri kandungnya hanya berjumlah tiga orang, huh tenggok anakanak ibu yang lain kurang lebih 88 orang jumlahnya. Bukan main, Anak-anak nakal mengisi hidup ibu hebat itu! Tidak berlebihan jika saya menyebut ia adalah ibu hebat berjiwa besar dengan penuh tanggung jawabnya berlandaskan kewajiban dari keyakinannya bahwa mencerdaskan anak bangsa adalah benarbenar ia resapi. Malu sungguh, saya mendengarnya . Label mahasiswa yang saya bawa sekarang ini belum terealisasi untuk kami para mahasiswa mengabdi kepada mereka.
            Uraian diatas bukan inti permasalahan yang sebenarnya, ini hanya tegur sapa kami para mahasiswa dan pemuda dalam acara jumpa dan belajar bersama ditanggal 29 Oktober—dalam peringatan sumpahpemuda --.
            Dari awalmula anak didik ibu bekas guru ini berjumlah 9 orang yang ibu fokuskan untuk mengajari edukasi dasar. Membaca, menulis, dan berhitung supaya penerus bangsa ini bebas dari buta aksara. Kisah coret-coret tembok lah yang jadi pacuan ibu ikal berbadan gempal ini untuk mengajari mereka edukasi dasar. Ketika anak usia 13 tahun mencoret pagar tembok rumahnya dengan tulisan-tulisan tidak senonok(kata kasar sampai berbau kelamin), apa sebabnya? Pembodohan!!. Anak ini dibodohin oleh abang- kakak laki yang mengajari anak itu menulis kata-kata kasar. Aneh? Ya, karena anak ini tidak tahu huruf apa pun dan tak mampu juga ia membacanya . Tapi ia sudah dibodohi untuk menulis kata itu. Ia buta aksara!
            Ibu setengah baya ini miris mendengar penjelasan anak tersebut “ saya, ga bisa baca bu dan saya tidak tau huruf apa itu? Tapi saya ingin belajar menulis dan membaca, terus saya diajari oleh abang itu .“ haha tertawa kecil saya dengar itu. Ibu benar terdiam kemudian rasakan angin sekitar yang menemani pemikirannya. Setelahnya beliau mengajak anak itu dan 8 orang temannya untuk datang lalu belajar menulis,membaca,dan berhitung. Berkembang kedepan dengan segala kelok dan perjuangannya hingga sampai saat ini jumlah anakdidiknya hingga 88 orang . Atas pencapainya perlu apresiasi penuh ,sangat penuh.
            Setiap hari dia mendidik merka, setelah dia keluar dari pekerjaan yang ia tekuni. Awalnya dia dibantu, oleh pemuda dari universitas untuk mengisi jam pelajaran di sekolah ini. Sampai akhirnya dia sendiri yang mendidik mereka, hanya sendiri! Betapa sulitnya? Menghadapi anakanak nakal yang bergabung dalam LSM EDUKASI DASAR. Tak heran usia yang tak lagi muda dan penyakit darah tinggi yang menyerangnya sedikit agak mengganggu aktifitas dalam mendidik. Terbaring lemas awalnya di rumah sakit, karena sempat stroke hingga ia bangkit pulihkarena daya juangnya. Ini cerita inti, sepulangnya dia dirumah, dia sudah terkaget banyak anak didiknya memenuhi area sampai pekarangan kecil agak remeh di rumahnya. ibu lemas melihat ini , “ada apa ini?” sambil memandangi anak-anak ibu. Dengan seonggok anggrek unggu seorang anak ibu menjawab “ hanya ini bu yang bisa kami beri.” “haha, ini anakanak ku yang memang jadi semangat hidupku” jawab ibu ini dalam hati karena ia tidak mau menunjukkan kesedihannya pada anak didiknya, ia tegar tunjukkan kekuatannya dalam hadapi ini. “iya anakanak ibu sudah sembuh, kita bisa belajar bersama lagi seperti biasanya” gaya khas ibu dalam mendidik dengan kelembutannya tanpa kehilangan ketegasannya.Teringat benar dan membekas di hati ibu.
            Setelah ngobrol singkat dengan anak-anak , dia menaruh seonggok anggrek unggu dalam pot didepan teras pagar rumahnya sambil menuntun anak-anak keluar dari rumah serba kekurangan milik sang ibu.
            Setiap hari sebelum ia jalan pagi, dia memandangi pot berisi anggrek unggu nan indah. Tapi tiga hari berselang, dia melihat ke depan rumahnya tidak ada lagi anggrek unggu itu --kemana dia?--  terpikir terus seharian. Besok pagi ibu kembali jalan pagi , sebagai proses pemulihan penyakitnya itu. “bu tin jalan-jalan nih?” tanya tetangga depan rumah. “iya” dengan ramah. “ bu tin tahu anggrek unggu saya tidak? Kemarin saya sempat kehilangan tanaman saya itu loh bu.” Sedikit binggung, apa artinya? Apa ini sindiran, cemoohan atau hanya cerita belaka? Simpulkan!
            Ibu kumpulkan anak-anaknya dalam satu ruangan lumayan luas ,yaitu tempat dimana dia mendidik --bukan mengajar—mereka. Ibu bertanya “apa benar kalian yang memberi ibu bunga?” . “iya bu” jawab mereka serentak. “Dari mana kalian dapat bunga anggrek unggu nan mempesona itu?” hahaha simpulan anda jawabannya. Sedih ibu, miris, tak percaya tanpa daya, dia bukan kecewa dan marah responnya hanya terdiam. Anak-anak yang menangis, bersender dipaha ibu menyebut kata maaf haru atas salah mereka. Sebab yang di pertanyakan? Dapati jawaban dari meraka “ itu pantas diambil darinya bu, dia orang kaya yang acuh pada kami dia punya banyak uang tapi tak lihat keadaan sekitar, kami hanya mengambil sedikit dari dia. Dia bisa beli lagi dengan uang yang banyak yang ia miliki.”Itu alasan logis atau tidak? Dilihat dari segi keadaan, ini bisa diterima kalau memang benar si orang kaya tadi menerima dan tidak terlalu menghiraukan anggrek unggu tak seberapa. Tapi nyata kalau memang orang kaya berumah besar dan serba kecukupan yang sangat tersohor di kampung itu benar menjijikan sekali. Malu ibu tin, karena dia yang mengejar kata perfect –sempurna—dalam hal mendidik , ternyata tidak bisa karena hal itu yang terjadi. Kemudian ibu menghilangkan kata perfect dari metodolgi mengajarnya , pelajaran yang dia ambil dari pengalamannya ini , pengalaman seonggok anggrek berwarna dengan filosofinya yang keungguan. Tidak ada yang sempurna ! semua serba kekurangan! Tapi yang menuntut kita untuk berpikir seperti apa solusinya, cara ideal yang diambil dari hati bukan dari cara manusiawi.
            Ini hanya sepenggalan kisah dalam jalan perjalanan ibu berani dan tangguh ini dalam mendirikan sebuah lembaga yang ia namai LSM edukasi dasar bertempat di Cagar alam , Depok. Memang sebuah sekolah yang benar-benar sekolah . sekolah yang memanusiakan manusia, ini jawaban dari pertanyaan saya tentang seperti apa arti sekolah yang sesungguhnya ? dan tempat apa itu? Pertanyaan ini muncul ketika saya  membaca salah satu buku bertema kan sekolah, berjudul “sekolah itu candu”, buku karangan Roem topatimasang buku terlaris sejak awal diterbitkannya pada 1998.  Sekolah bukan perusahaan dan bisnis ruwet menguntungkan, dengan segala tetek bengeknya yang merepotkan ,ini asumsi saya. Sekolah dari hati pendirinya untuk hati anak didiknya. Yang benar mengisi waktu luang mereka untuk diisi berbagai kegiatan positif dalam rangka mencerdaskan mereka. Berlainan arah, berbanding terbalik dengan sekolah atau perusahaan bertemakan lembaga pendidikan sekarang
            Standing up plus( maaf kalau salah nulisnya masih dalam proses belajar ) untuk ibu tin dari kami, pengalaman tak terlupakan tentang ini, pengalaman untuk menilai diri sendiri tanpa menghilangkan jejak orang lain yang turut berperan dalam hidup ini!. Kami organisasi intellegentsia study club –organisasi eksternal dari kampus Akademi Pimpinan Perusahaan-- berbangga bisa rasakan atmosfer kekeluargaan disana, dengan suka cita dan keramahan yang ibu dan anakanak nakal, lucu juga menggemaskan.  Bercanda, belajar, bermain sampai berbagi. Saya dan kawan-kawan berjanji untuk bisa lebih dari ibu! Dengan segala kekurangan ibu tapi masih tetap berguna untuk masyarakat, ibu lebih baik daripada mereka yang sering kongko-kongko, berbincang di sana di gedung bagus mewah , besar, penuh fasilitas—yang katanya membuat solusi cepat tingkatkan kesejahteraan.  Tapi nol hasil konkretnya!!. Mana faktanya? Pengangguran berkurang? Lapangan kerja bertambah? Pendidikan sudah berkualitas?  Kesehatan terjamin? Tuh ,perut kalian saja yang rasakan!(lihat perutnya, seperti apa?) Berbeda memang janji palsu puitis yang sering ada di iklan TV dan cara kerja bertele-tele yang sering juga di sebar diberbagai media, yang ujung-ujungnya Cuma ada kata – coblos nomer 1,2,3,4,5,6,7,8,9 sampai kelipatan yang lebih dari sejuta!!—ini jawabannya- “Kami lebih baik terpinggirkan dari pada menyerah pada kemunafikan!!” sudahlah, hentikan ini kami hanya bisa seperti ini -dengan wajah murung khas pribumi-. Lebih baik mulai berbagi, saling mengisi untuk kami, kalian juga mereka! Dari pada remeh-temeh tak ada hasilnya!
Simpulan  dari yang rada sok tahu, merasa bodoh, berisik dan kurang pengalaman —yaitu saya sendiri-- adalah  “ Untuk apa takut miskin? Kalau miskin pun kita masih bisa berbuat. Untuk apa menunggu kaya? Kalau kaya juga tak terlihat adanya . Untuk apa nanti ? kalau bisa sekarang. Untuk apa punya harta? Kalau tidak punya juga masih bisa. Untuk apa sempurna? Kalau masih ada yang lebih sempurna.  Untuk apa berbagi? Karena memang itu jawabannya!!”

TAMU BUKAN RAJA , KARENA TUAN RUMAH ADALAH PENGUASA



            Kalimat yang  tidak asing lagi bukan, bahwa tamu adalah raja? Raja yang berhak menikmati segala sajian yang disediakan diatas mejanya dengan segala kenikmatan tak terbendung, tanpa harus bersusah payah untuk bekerja atau lebih mudahnya lagi Cuma dengan memanggil pelayan –budak kata kasarnya—minta disediakan segalanya yang menjadi kebutuhan dan keinginannya diatas meja mewahnya, datanglah ia dan berbunyi “ ini tuan semuanya”. “ya , terimakasih, kemudian pergilah!” dengan nada angkuh, hanya menunjukkan tangannya tanpa menolehkan muka tampannya. Ini hanya analogi singkat untuk menjelaskan seperti apa tamu yang mengakatan bahwa ia adalah raja—raja tak tahu diri pastinya— . Tapi  jangan lupakan si tuan rumah bung , siapa yang menyediakan tempat kalau bukan mereka? Siapa yang punya daerah ? Hak kami adalah menerima segala macam yang engkau nikmati dalam bentuk lebih, dan kewajiban kalian adalah menghormati kami sebagai tuan rumah karena tuan rumah adalah penguasa.
            Masalahnya , siapa tamu? Siapa tuan rumah?
            Kalian tau apa itu imperealisme? Penjajahan dalam bentuk berbeda, penjajahan halus dan bersistem, memecah kebudayaan kemudian masuk perlahan dalam kata ‘globalisasi’. Kemudian apa yang sedang terjadi jaman- jaman ini –masa sekarang?—kami yang tertindas, kami yang susah kan?, dan kalian yang keruk semua kekayaan kami, kami yang menderita!! Kalian tertawa , berbahak, rebut harkat martabat kenegaraan kemudian harga diri kami secara kelompok, lebih jauh sampai kemaluan kami perorangan!! Sudah terjawab siapa tamu—raja tak tahu diri—? Lebih pasti dikatakan bahwa tamu adalah bernegara lain –warga negara selain warga negara asli indonesia yang berusaha menindas kami dalam bentuk apapun-- yang masuk, kemudian menjajah kami para pribumi asli , menekan hak kami sebagai penguasa karena kami adalah tuan rumah. menjeritlah kalian yang tertindas! Katakan kalau kalian memang sebagai penguasa!!
            Pertanyaan berlanjut pada siapa yang salah ? Siapa hayoo? Dia memang, mereka iya, kalian benar, saya juga termasuk, yang pasti kita semua yang merasa orang asli indonesia!(HAHAHA!!!) Lucukan? Iya kita yang penguasa tapi kita yang berbuat kesalahan fatal. Bodoh? Memang , tapi kita masih proses bukan tidak mungkin kita yang pada akhirnya menginjak-injak mereka , menelanjangi mereka karena itu balasan yang pantas!
            Mau bukti? Ada disini, coba lihat disini, mungkin kalian sudah merasakan sendiri. Contoh kecil dimulai dari perbedaan posisi orang asing—orang luar yang datang ke indonesia kemudian menetap— dengan orang kita pribumi—asli wong indonesia—yang datang kenegaranya disana, jadi apa mereka keduanya apa posisinya?  Mulai dari orang asing, mereka menetap kemudian hidup mapan di Indonesia dengan berbagai posisinya, mulai artis, pemain sepak bola, para boss besar perusahaan, sampai menjadi jutawan lain. Berbanding terbalik—bahkan jomplang bukan hanya terbalik—dengan orang kita yang ada diluar sana, memanng tak semua tetapi sebagian besar. Jadi apa mereka? Budak ! sampai bahan siksaan ! malu kah anda jadi orang Indonesia? Katakan!!
            Sebabnya? Karena orang asli Indonesia mudah dibodohi !! Keluar lah kalian, batasi semua , dengan filter yang kita punya yaitu –pancasila—dasar negara kita jangan jadikan dasar negara ini hanya teori yang di hafal!


  1. Ketuhanan yang maha esa – Tuhan maha esa , dengan berkeyakinan didasarkan agama penganut, dengan keyakinan masing-masing , bertoleran dengan mereka yang berbeda agama. Jangan jadikan perbedaan adalah sebuah masalah, jadikan itu pengisi, bukan selang diantara kalian.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, Manusia yang adil kemudian beradab dan beretika. Kita manusia yang bisa membedakan hal-ikhwal yang benar dan salah seketikannya, adil berbuat bijak menentukan , tidak berat sebelah tidak mengenal sebuah perbedaan –pokoknya adil seadil-adilnya—karena adil adalah sifat yang relatif. Beradab, etika, norma adalah aturan kita untuk hidup sewajarnya.
  3. Persatuan Indonesia, Indonesia yang bersatu, sama-sama memikul beban yang sama untuk satu tujuan Indonesia jaya! Tidak gontok-gontokan antar kepentingan, atau dulu-duluan untuk menang, tapi coba pikirkan semua, Kesatuan Republik Indonesia – bukan kepentingan golongan—
  4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Karena kami sudi dipimpin oleh mereka yang berbudi baik, bukan animal symbol – manusia yang tidak menggunakan akal pikirannya— Sudahi semua , karena kalian adalah perwakilan kami, karena kami yang memegang kekuasaan tertinggi.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kata adil kembali terulang karena beliau—orang-orang berjasa membangun indonesia—benar menginginkan ini terjadi di indonesia. Tidak ada pengkotonomian dalam bermasyarakat, mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama.
INI LAH JAWABAN UNTUK KITA HIDUP BERNEGARA KARENA INI ADALAH DASAR NEGARA KITA, INGAT DAN REALISASIKAN PANCASILA!! PANCASILA BUKAN PANCAGILA!—lima dasar kegilaan-

Buktikan pada mereka kalau kitabukan sedang tertidur, buktikan bahwa kita sedang menyiapkan amunisi dan susun strategi! Bungkam mulut mereka, dan jangan pernah kibarkan bendera putih untuk mereka sang tamu—yang menganggap mereka raja— mereka salah besar kalau melupakan bahwa kita adalah—tuan rumah sekalian penguasa--. Kami tidak menginginkan peperangan , tapi kami tidak ingin di remehkan! Kemudian dengan ini Kami rakyat indonesia menyatakan, tidak ada tamu yang mengaku bahwa dirinya adalah raja , Bahwasanya kami sesungguhnya raja di negeri kami sendiri sekalian kami juga yang menjadi penguasa!!! (BACA DAN KATAKAN SEKUAT SUARA, SELANTANG YANG KALIAN BISA!!!!!)